Gunungkidulpos – Ratusan orang menggelar konsolidasi bersama kelompok ojol dan mahasiswa di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Cik Di Tiro, Jogja, Jumat (29/8/2025).
Mereka melanjutkan konsolidasi dengan aksi di Mapolda DIY pada Jumat dan merencanakan aksi lebih besar di Malioboro, Senin (1/9/2025) mendatang.
Humas Jogja Memanggil, Bung Koes, menjelaskan konsolidasi ini menghasilkan beberapa poin tuntutan, pertama, usut tuntas tindakan represif polisi dan hukum mati penabrak Affan Kurniawan, korban tragedi Kanjuruhan, pembunuhan Afif Maulana, Gamma serta seluruh korban tindakan brutal aparat lainnya.
Kedua, reformasi total kepolisian dan RI copot Kapolri Listyo Sigit. Ketiga, terapkan pajak progresif bagi orang kaya dan cabut PBB. Karena kita tahu bahwa kenaikan PBB hari ini mencekik, di pati banyak rakyat resah kenaikan PBB.
Keempat, hentikan program Makan Bergizi Gratis (MBG), kembalikan alokasi dana pendidikan dan potong dana pertahanan dan keamanan (hankam).
Kelima, hentikan dan batalkan kebijakan absolut struktur pemerintahan dan militerisasi ruang sipil.
“Selanjutnya turunkan Prabowo-Gibran beserta Kabinet Merah Putih dan DPR. Sahkan RUU Perampasan Aset dan miskinkan koruptor beserta keluarga,” kata Bung Koes.
Menurut dia, pihaknya juga meminta dibebaskannya ratusan massa aksi di seluruh daerah yang masih ditahan polisi.
“Karena kita tahu kemarin ketika aksi di Jakarta banyak kawan ditangkap hari ini belum dibebaskan, mereka tidak bersalah,” ujarnya.
Sementara itu, Inisiator Forum Cik Ditiro, Masduki, menyatakan duka cita untuk Affan Kurniawan, sang pejuang hidup sejati.
Menurut dia, dalam tiga tahun ini telah terjadi berbagai penyimpangan oleh kepolisian, sejak periode kedua Jokowi
“Kami mengutuk keras kebiadaban, yang dialami Affan, anak bangsa di jalanan. Kami meminta pelakunya tak dihukum ringan [dihukum berat],” tegasnya. (Byu)
